AKHIR SEBUAH PERJALANAN

     

Dipagi buta dia sudah STAR dari rumah. Dengan membawa segenggam harapan yang di titipkan oleh anak dan isteri nya. Maka, seharian penuh Dia selalu memegang SETIR. Sampai telapak tangan pun menjadi halus, karena beradu dengan benda bulat yang menjadi kendali tersebut. Sehalus batu akik, yang sedang mem buming di negeri ini. Hingga sore hari Dia SETOR, menemui seorang majikan yang tengah duduk santai di atas kursi malas nya, seraya bertanya, " Berapa pendapatan kamu hari ini? " Lalu Dia menjawab " segini bos..."
Hampir 95% pendapatan hari itu Dia berikan kepada Majikan nya. Sementara Dia hanya mengantongi 5% saja. Dan itu harus cukup untuk memenuhi harapan anak dan isteri nya.
    Siapakah Dia, yang bernasib kurang beruntung tersebut...?
Dia adalah seorang supir Angkutan Umum.
Dari hari ke hari selalu dijalani nya tanpa lelah dan bosan. Mau bagaimana lagi? nasib mujur sedang tidak berpihak padanya. Yang Dia bisa hanya STAR, SETIR dan SETOR. Dan mungkin akan selalu begitu. Hingga akhirnya Tuhan menguji iman dan ketabahan nya. Maka suatu saat, SETIR pun telah meleset dari genggaman tangan nya.Dan terjadilah sebuah kecelakaan hebat. " sebuah Angkutan Umum telah menabrak pejalan kaki dan mengakibat kan terjadinya korban jiwa"  Begitulah bunyi kalimat yang akan menjadi berita utama esok hari di beberapa media surat kabar dan televisi. Saya yakin, berita tersebut akan laris di pasaran. omset perusahaan media pun akan melonjak di atas 50% karena menayang kan berita tersebut.
Lalu bagai mana nasib sang supir Angkutan Umum tersebut...? Sesaat setelah kecelakaan itu, waktu pun belum melewati diatas 5detik, tiba - tiba terjadilah pengumpulan masa setempat, datang dari berbagai penjuru, dan tak bisa di elakan lagi sang supir pun tubuh nya babak belur karena di keroyok masa. Beruntung lah aparat kepolisian keburu tiba ke TKP. hingga perjalanan sang supir itu pun berakhir di balik jeruji besi. dengan berakhir nya pula impian dan harapan anak isteri nya yang selalu setia menanti kedatangan nya.
   
Mari kita mengelus dada sejenak saja...! Bertanya lah jauh ke dalam hati kita masing - masing. Kemana sang supir itu akan mencari keadilan nya.
    Supir adalah sebuah profesi. Sedangkan kecelakaan adalah takdir nya Tuhan. Walau pun sudah hati-hati kalau nyatanya Tuhan menghendaki kecelakaan pun pasti terjadi. Sementara hukum tidak bisa begitu saja menerima alasan tersebut. di tambah pula, kenapa harus di keroyok masa...?
Profesi seorang supir bukan sekedar nyawa nya saja yang harus di pertaruh kan. selain menjadi tulang punggung keluarga nya, Dia juga harus siap berhadapan dengan masa dan berakhir di balik jeruji besi dikala terjadi kecelakaan.
kalau konsekuensi nya demikian, Saya yakin, akan banyak Angkutan Umum yang berhenti beroprasi. Perusahaan - perusahaan ORGANDA pun lumpuh dan gulung tikar. Bagaimana tidak?, Sebagai contoh saja. Ketika ada pengendara sepeda motor ugal-ugalan, Berlaju jigjag dijalanan, tiba-tiba jebret tersenggol mobil, maka seorang supir lah yang di salah kan dan harus bertanggung jawab. begitupun pejalan kaki yang asyik bersantai, berjalan dijalan raya yang seolah-olah jalanan punya nenek moyang nya, ketika tersenggol mobil lagi-lagi supir lah yang harus bertanggung jawab. Sepertinya tak ada satupun alasan yang berpihak pada seorang supir ketika bencana kecelakaan itu menghampiri nya. Baik didepan hukum negara atau pun hukum masyarakat, seorang supir tetap lah menanggung resiko.
    Berprofesi seorang supir sangat lah berat, Dan itu patut kita hargai. Berprofesi seorang supir itu adalah pilihan terakhir, ketika kita tidak punya keahlian lain. Seorang supir harus lah extra hati-hati dalam mengerjakan tugas nya. sebab, bila terjadi kecelakaan, SIM dan STNK pun tidak akan banyak membantu nya. Seorang supir harus ingat...! Anak dan isteri anda tengah menunggu dirumah.
    Selamat Menjalan kan Tugas mu. Perlakukan lah SETIR itu sebagai mana kita mengendalikan nasib dan takdir kita.
    SEMOGA SELAMAT SAMPAI TUJUAN, SERTA KEMBALI BERKUMPUL BERSAMA ANAK DAN ISTERI DI RUMAH. Amiin....

Tidak ada komentar:

Posting Komentar